Hidangan berkuah selalu jadi favorit bagi semua orang dimanapun dan kapanpun. Hal ini yang menjadikan berbagai negara memiliki aneka hidangan berkuah khas wilayahnya masing-masing, termasuk Indonesia. Selain hidangan seperti lodeh, opor, dan gulai. Indonesia juga populer dengan hidangan swike lho... Setiap mendengar kata swike pasti selalu diidentikkan dengan daging kodok dan kaum Tionghoa. Kok bisa sih ?
Swike Kodok, Akulturasi Tionghoa-Indonesia
Swike merupakan hidangan berupa sup kuah bening yang dimasak bersama paha kodok, sayuran, dan kuah tauco. Selain itu, swike juga identik dengan topping kacang tanah, irisan bawang kucai, dan perasan jeruk nipis. Sebenarnya hidangan ini mendapat pengaruh dari masakan Tionghoa yang telah masuk ke Indonesia.
Kata “swikee” berasal dari dialek Hokkian “sui” yang berarti air dan “ke” yang berarti ayam. Kemudian kata ini mengalami slang atau penghalusan untuk menyebut “kodok” sebagai “ayam air”. Nantinya jenis kodok yang dipakai adalah kodok hijau guysss...
Swike telah ada di Indonesia sejak 100 tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan Rumah Makan Swike Asli yang beralamat di Jalan Kol Sugiono Nomor 11, Purwodadi, Kota Grobogan. Dimana rumah makan ini sudah berdiri sejak tahun 1901 lho.
Resep dan rumah makan tersebut merupakan warisan dari leluhur secara turun temurun dan tentunya rakyat Grobogan bangga memiliki hidangan swike ini. Karena itulah kota Grobogan, Jawa Tengah mendapat julukan sebagai kota swike.